Go to the page content
Tentang obesitas Deteksi dini

Obesitas Praklinis dan Klinis: Apa Dampaknya bagi Kesehatan Anda Sekarang dan di Masa Mendatang?

Pendahuluan

Apakah mendefinisikan ulang obesitas dapat membantu memperjelas diagnosis dan membuka jalan bagi penanganan yang lebih personal? Pertanyaan inilah yang mendorong komisi global The Lancet Diabetes and Endocrinology (sebuah kelompok pakar internasional yang juga melibatkan penyintas obesitas) untuk mengusulkan definisi baru tentang obesitas, lengkap dengan dua klasifikasi baru: obesitas praklinis dan obesitas klinis. Jika definisi ini diadopsi dalam praktik klinis, artikel ini akan membahas bagaimana klasifikasi tersebut dapat memengaruhi strategi pengelolaan berat badan di masa depan.

4 menit. membaca
Preclinical and clinical obesity

Apa saja keterbatasan IMT (BMI)?

Meskipun IMT (BMI) secara tradisional digunakan untuk mengukur kelebihan berat badan dan menjadi bagian dari definisi obesitas saat ini, Komisi menyoroti salah satu kelemahan utamanya – IMT (BMI) tidak mencerminkan distribusi lemak dalam tubuh.

Karena IMT (BMI) tidak membedakan antara massa lemak dan massa otot, beberapa orang dapat memiliki IMT (BMI) yang normal atau mendekati batas kelebihan berat badan, meskipun memiliki kelebihan lemak tubuh. Dalam beberapa kasus, terutama pada populasi lanjut usia, hal ini dapat menyebabkan diagnosis obesitas terlewatkan dan risiko kesehatan mereka tidak terdeteksi.

Masalah yang sama juga muncul di sisi sebaliknya – misalnya, pada orang dengan massa otot tinggi tetapi kadar lemak tubuh yang sehat, seperti atlet, IMT (BMI) mereka cenderung tinggi. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa membuat mereka diklasifikasikan secara keliru sebagai orang dengan obesitas.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun IMT (BMI) merupakan alat skrining yang berguna, alat lain seperti Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan, Lingkar Pinggang, dan Rasio Lingkar Pinggang - Lingkar Pinggul dapat membantu mengidentifikasi dan mendiagnosis obesitas dengan lebih akurat. Untuk mengetahui Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan Anda, silakan gunakan kalkulator yang tersedia di bawah ini.

Periksa Rasio Lingkar Pinggang-Tinggi Badan Anda

Metrik Imperial
Metrik / Imperial

Apa perbedaan antara obesitas praklinis dan klinis?

Usulan Komisi untuk mendefinisikan obesitas sebagai kondisi kelebihan lemak tubuh merupakan langkah awal yang penting, tetapi belum lengkap.

Hal ini karena definisi tersebut belum mencakup perbedaan antara individu dengan kelebihan lemak tubuh yang mengalami komplikasi kesehatan serius, seperti penyakit kardiovaskular atau diabetes tipe 2, dan yang tidak. Inilah yang mendorong Komisi untuk mengusulkan dua kategori baru obesitas: obesitas praklinis dan obesitas klinis.

Komisi mendefinisikan obesitas praklinis sebagai kondisi kelebihan lemak tubuh yang disertai tingkat risiko kesehatan yang bervariasi, tetapi tanpa adanya disfungsi organ yang berlangsung terus-menerus dan/atau penurunan kemampuan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Komisi mendefinisikan obesitas klinis sebagai penyakit kronis yang semata-mata disebabkan oleh obesitas, dengan tanda serta gejala disfungsi organ yang berkelanjutan dan/atau penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Tanda disfungsi organ dapat berupa sesak napas akibat efek obesitas pada jantung atau paru-paru. Sementara itu, penurunan fungsi jaringan dapat menimbulkan gejala seperti nyeri pada lutut atau pinggul akibat sendi kaku dan berkurangnya rentang gerak.

Aktivitas sehari-hari yang menjadi sulit untuk dilakukan mencakup perawatan diri seperti menjaga kebersihan diri, mandi, menggunakan toilet, berpakaian, serta merawat kulit atau kaki.

Kriteria diagnosis

PraklinisKlinis
Orang dengan kelebihan lemak tubuh
Tanda/gejala penurunan fungsi jaringan atau organX
Kesulitan menjalani aktivitas sehari-hariX

Jadi, apa definisi baru obesitas secara menyeluruh yang disepakati Komisi? Sederhananya…‘Suatu kodisi di mana seseorang mengalami kelebihan lemak tubuh, dan/atau distribusi lemak yang tidak sehat, yang disebabkan oleh banyak faktor yang belum sepenuhnya dipahami.’1

Bagaimana kategori baru di obesitas ini dapat memengaruhi pilihan manajemen berat badan?

Pembedaan antara risiko tinggi terhadap penyakit dan keberadaan penyakit aktif terkait obesitas menjadi penting karena dapat menentukan apakah tujuan manajemen berat badan seseorang akan berfokus pada pencegahan atau pengobatan.

Strategi ini juga digunakan pada kondisi umum lain, seperti pradiabetes—yang umumnya dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, dan diabetes, yang memerlukan penanganan medis.

Karena individu dengan obesitas klinis sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi organ, tujuan utama penanganan obesitas klinis adalah untuk mengatasi komplikasi kesehatan yang telah terjadi.

Sebaliknya, karena obesitas praklinis dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit terkait obesitas seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan obesitas klinis itu sendiri, tujuan utama manajemen obesitas praklinis adalah untuk mengurangi risiko tersebut.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda mengenai obesitas, baik yang bersifat praklinis maupun klinis.

Hal ini karena intervensi dini merupakan kunci untuk membantu mencegah gejala obesitas praklinis berkembang menjadi obesitas klinis. Dalam kedua kasus, tujuan utama penanganan obesitas adalah meningkatkan kesehatan Anda secara menyeluruh, bukan semata-mata berfokus pada penurunan berat badan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, hasil kerja Komisi ini memperkuat fakta bahwa obesitas merupakan penyakit kronis yang serius, sehingga deteksi dini dan diagnosis yang lebih personal dapat mendorong penanganan obesitas yang lebih tepat sasaran.

Belum jelas bagaimana rekomendasi ini akan diterapkan dalam praktiknya. Misalnya, menunda pengobatan hingga muncul komplikasi atau mengecualikan kondisi seperti diabetes tipe 2 dari kriteria diagnostik bertentangan dengan pedoman saat ini dan dapat berdampak pada akses terhadap penanganan. Selain itu, tenaga kesehatan profesional memerlukan pelatihan tambahan dan sumber daya yang memadai untuk mendukung diagnosis yang akurat, rencana penanganan yang dipersonalisasi, dan tindak lanjut bagi penderita obesitas—tanpa mengorbankan ketahanan sistem layanan kesehatan.

Terlepas dari bagaimana kelebihan berat badan diklasifikasikan, meminta dukungan dari teman, keluarga, dan dokter sejak dini dapat membantu mengambil langkah untuk melindungi kesehatan demi masa depan yang lebih sehat dan bahagia.

Referensi:
  1. Rubino F, et al. Definition and diagnostic criteria of clinical obesity. Lancet Diabetes Endocrinol. 2025 Jan 9:S2213-8587(24)00316-4. doi: 10.1016/S2213-8587(24)00316-4. Epub ahead of print. PMID: 39824205.
  2. https://www.thelancet.com/infographics-do/clinical-obesity-25
  3. https://www.pep2dia.com/prediabetes/what-is-difference-between-diabetes-prediabetes/#:~:text=Despite%20many%20similarities%2C%20pre%2Ddiabetes,eye%2C%20kidney%20and%20nerve%20problems.
  4. IOC Consensus statement obesity care vs. weight loss. Available at https://www.obesityaction.org/advocacy/policy-platform/ioc/#:~:text=IOC%20Statement%20on%20Obesity%20Care%20vs.&text=Obesity%20care%20is%20about%20health,like%20any%20other%20chronic%20disease.
  5. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6125010/#:~:text=Social%20connection%20is%20a%20pillar,as%20part%20of%20lifestyle%20counseling.
  6. Griauzde DH, Turner CD, Othman A, Oshman L, Gabison J, Arizaca-Dileo PK, Walford E, Henderson J, Beckius D, Lee JM, Carter EW, Dallas C, Herrera-Theut K, Richardson CR, Kullgren JT, Piatt G, Heisler M, Kraftson A. A Primary Care-Based Weight Navigation Program. JAMA Netw Open. 2024 May 1;7(5):e2412192. doi: 10.1001/jamanetworkopen.2024.12192
  7. Ponti F, Santoro A, Mercatelli D, Gasperini C, Conte M, Martucci M, Sangiorgi L, Franceschi C, Bazzocchi A. Aging and Imaging Assessment of Body Composition: From Fat to Facts. Front Endocrinol (Lausanne). 2020 Jan 14;10:861. doi: 10.3389/fendo.2019.00861. PMID: 31993018; PMCID: PMC6970947.

ID25OB00118

Apakah ini berharga bagi Anda?

Artikel terkait